Kamis, 06 Januari 2011

Sambutlah ‘si CINTA’

Saat malam mulai larut
Suasanapun semakin senyap
Aku terbujur dalam kekakuan
Karena hati terpasung dalam kesepian

Kesedihan dengan kesendirian

Seakan menggugurkan sejuta harapan
Sepinya malam berlalu sudah
Pagi datang mengawali hari baru
Aku terbangun dari panjangnya malam
Perlahan aku bergerak,
Berdiri dan kubuka jendela
Tersiratlah cahaya mentari pagi
Menyinari……
Menghempaskan semua khayalan kepahitan

Memang, Aku harus tetap tegar berdiri
Songsong hari yang baru
Sambut dengan sesuatu yang indah
Wujudkan misteri cita dan cinta

Sambutlah ‘si CINTA’ yang INDAH
Berikan dia senyum
Warnailah hari-hari dengan cinta

Kesendirian

Di kesepian malam aku sendiri
Fikiran menerawang menjelajah angkasa
Ingin rasanya kubuka semua tabir gelap
Sehingga bisa kunikmati indahnya rembulan
Beserta gemerlapnya selaksa bintang

Semilir angin berhembus perlahan-lahan
Seolah tak ingin mengusikku dari lamunan
Pucuk-pucuk daun menari penuh kemesraan
Seakan tiada bosan untuk selalu menghibur
Semua gundah dan keresahan hatiku

Ketika malam semakin larut
Aku sadari akan kesenmdirianku
Semuanya memang penuh ketidakpastian
Kecuali…. Bisa kunikmati sisa hidup ini
Dengan cinta dan kasih sayang
Dimana semuanya serba tulus
Dimana semuanya serba ikhlas
Dimana semuanya penuh kerelaan
Tanpa pamrih dan pengharapan

RINDU

Dalam remang cahaya lilin
Sekilas nampak kilauan kasih
Memedarkan arti kekelabuan hati
Sesaat seolah redup
Membisakan harapan cinta dan kerinduan

Dalam dada menyesak arti ketidakpastian
Sesekali ingin semua cita teraih
Namun, tak dapat menembus batas ruang
Yang semakin menjauh

Dikala sekelebat kilat menyala
Cahayanya menyilaukan mata
Bukan terang yang kuraih
Namun kegelapan setelahnya

Hamparan bunga cinta menjadi merana
Kedinginan, ingin ada yang memetiknya
Dipandang ditaruh dalam vas bunga
Walau nantinya layu
Namun hidupnya menjadi berarti
Menikmati semua tujuan yang dicapai

FATAMORGANA ..!!

Gelap malam penuh kesunyian
Membukakan pintu-pintu ilusi
Menyibakan tirai-tirai kegalauan jiwa
Saat perjalanan adalah perasaan
Hati gelisah menjadi tumpuan
Perlahan-lahan rasio menjauh
Akalpun pergi tanpa berpesan
Saat kusadari semuanya
Aku terbujur di negeri khayalan
Berharap akan fatamorgana

SALAM PERPISAHAN ABIGAEL

Kini, hatiku tergores kesedihan
Ketika terucap salam perpisahan lewat hati
Walau air mataku tak berlinang
Bukan berarti suatu kerelaan
Saat-saat langkah terayun
Jarak kita-pun semakin membentang
Akankah semuanya jadi terkenang
Atau hanyut terbawa gelombang
Bahkan mungkin terkubur oleh waktu dan keadaan

kasih, dalam hatiku ini
Akan tetap membekas suatu kenangan
Kau sungguh baik, supel dan komunikatif
Siapapun mengenalmu pasti akan merindu
Namun untukku, janganlah kau biarkan
Aku terkulai lemas dalam kehampaan
Karena rasa kangenku yang tidak kau harapkan

GELISAH ..

Gelap malam penuh kesunyian
Lamunan jauh menerawang angkasa
Membukakan pintu-pintu mimpi
Menyibakan tirai-tirai kegalauan jiwa

Bias keremangan memudarkan kasih
Memutar hati menguak arti ilusi
Memedarkan beribu warni cahaya
Membayang menjauh dari arah cita

Katak merengek ikut meresah
Menggugah hati kala gelisah
Air hujan menetes berduka
Membasah bumi ikut bersedih

Gema kegundahan kian bertalu
Gemercik air melantun irama nan merdu
Berhembus angin membelai lembut
Gemerisik suara daun menghibur
Membangkit menggugah kalbu

Meliuk menari rumput nan ayu
Melambai perlahan seolah mengajak
Melepas duka menjemput cinta
Merayu bernyanyi kerinduan
Menyongsong esok akan kebahagiaan

Wanita ..

Wanita punya hak juga memiliki kewajiban
Tetapi selalu disalahtafsirkan
Hingga kadang menyalahi aturan
Emansipasi diputarbalikkan
Sebagai dalih atau alasan

Hanya untuk mencari kepuasan
Kau korbankan kasih sayang
Anak-anak kau terlantarkan
Dan masih banyak yang dicampakkan

Lalu bagaimana akan nasib bangsamu
Saat keluarga tak kau hiraukan
Sungguh, slogan indah jadi kenagan
Wanita tiang negara
Kini menjadi puntung yang berserakkan